MAKALAH MORFOLOGI : BENTUK KATA TUNGGAL DAN KOMPLEKS

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillahi rabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan seluruh rahmat dan karunia-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “BENTUK KATA TUNGGAL DAN KOMPLEKS”.
Dengan Shalawat dan salam pemakalah sanjungkan kepada seorang pembawa agama yang sempurna dan diridhai Allah. Karena berkat kerja keras dan perjuangan beliau Islam dapat berdiri tegak diatas bumi Allah dan menjadi landasan hidup bagi seluruh umat manusia. Beliau adalah Nabi Muhammad Saw.
Terimakasih kepada seluruh pihak yang telah memberi dukungan serta ide-ide dalam penyusunan makalah ini. Selanjutnya tidak lupa pula rasa terimakasih kami tujukan kepada dosen kami, Bapak selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Pemakalah berharap makalah ini dapat memberi manfaat positif bagi setiap orang yang membacanya. Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberi pemahaman yang lebih baik mengenai manajemen pendidikan.





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Secara etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti ‘bentuk’ dan logi yang berarti ‘ilmu’. Jadi secara harafiah morfologi berarti ilmu yang mempelajari bentuk. Dalam kajian biologi, mofologi merujuk pada ilmu yang mempelajari bentuk sel-sel tumbuhan atau jasad-jasad hidup. Namun dalam kajian linguistik, morfologi merujuk pada ilmu yang mempelajari bentuk bahasa.
Banyak yang tidak mengetahui bahwa kata terdiri dari morfem. Dan banyak juga yang tidak mengetahui proses terbentuknya kata. Morfem dan kata sekilas terlihat sama. Bahkan orang awam jauh lebih akrab dengan kata dan tidak mengetahui tentang morfem. Sehingga banyak pula yang tidak mampu membedakan makna dari setiap kata. Banyak kata yang memiliki kemiripan dan seringkali terjadi kesalahan penggunaan karena kemiripan tersebut. Padahal sebenarnya setiap kata punya perbedaan jika dikaji secara mendalam dan dianalisis morfem serta proses morfologisnya.
Ilmu morfologi akan menjelaskan tentang bagaimana sebuah morfem bisa berubah menjadi kata setelah melewati proses morfologis. Nantinya akan didapatkan kejelasan mengapa terjadi keteraturan afiks. Oleh sebab itu, mempelajadi morfologi sangat penting bagi orang yang akan fokus di bidang bahasa. Karena, kita akan mampu membedakan kata-kata yang kelihatannya hampir mirip. Kita juga akan mampu memilih kata yang tepat sesuai dengan apa yang ingin kita ungkapkan. Tulisan kita juga akan lebih bagus dan tidak bermakna ambigu. Kita juga bisa menilai tulisan serta kalimat yang di ucapkan orang lain jika kita memahami morfologi.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu bentuk kata tunggal ?
2.      Apa itu bentuk kata kompleks ?
3.      Bagaimana konsep dari berntuk kata tunggal ?

C.     Tujuan
1.      Mengetahui bentuk kata tunggal
2.      Mengetahui bentuk kata kompleks
3.      Mengetahui konsep kata tunggal

D.    Manfaat
1.      Menambah pengetahuan mengenai linguistik.
2.      Menambah pengetahuan mengenai morfologi.
3.      Meningkatkan kemampuan berbahasa.
4.      Mampu menganalisa perbedaan kata.


BAB II
PEMBAHASAN
A. BENTUK KATA TUNGGAL

Bentuk kata tunggal ialah bentuk kata yang terdiri daripada hanya satu bentuk kata dasar yakni tidak menerima apa-apa bentuk imbuhan atau kata dasar lain. Kebanyakan kata tunggal dalam Bahasa Melayu mempunyai potensi untuk diperluaskan dengan bentuk terbitan. Kata tunggal boleh terdiri daripada satu suku kata dan dua atau lebih suku kata.

B. KALIMAT KOMPLEKS

Kalimat kompleks adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu struktur dan satu verba utama karena di dalam kalimat ini terkandung lebih dari satu aksi (Predikat), peristiwa, atau keadaan.
Sedangkan kalimat simple hanya terdiri dari satu struktur dengan satu verba utam. Biasanya kalimat simple hanya memilki pola S P O atau S P O K.
Di dalam kalimat komplek ada 2 struktur kalimat yang biasanya dihubungkan dengan konjungsi, tetapi terkadang struktur tersebut hanya dihubungkan dengan tanda koma bahkan tidak ditunjukan oleh tanda baca atau konjungsi apapun.

Contoh perbedaan Kalimat kompleks dan kalimat simple:
1. Tomat dan terung tergolong ke dalam jenis sayur-sayuran.
2. Tomat dan terung yang ada di kebun itu tergolong ke dalam jenis sayur-sayuran.
3. Kamu akan mendapatkan nilai yang baik apabila belajar dengan giat.
4. Apel yang berukuran kecil itu jenis apel Indonesia dan yang besar tergolong dalam jenis apel Amerika.

Kalimat no 1 dan 2 merupakan contoh kalimat simple karena hanya memiliki satu verba utama yaitu “tergolong “ sedangkan kata “yang ada di kebun itu” pada kalimat no.2 bukanlah verba utama namun hanya sebagai penjelas nomina yang ada di depannya sehingga kalimat tersebut bisa dibuang.

Tomat dan terung   tergolong ke dalam   jenis sayur-sayuran.
            S                       P(V)                            Ket.

Sedangkan kalimat no 3 dan 4 merupakan kalimat kompleks karena pada kalimat tersebut terdapat 2 struktur kalimat yang dihubungkan dengan konjungsi . Pada kalimat pertama Verba utamanya adalah “Mendapat” dan “Belajar” dan konjungsi “apabila”. kemudian pada kalimat no 4 verba utamnya adalah “jenis” dan “tergolong” dan dihubungkan dengan konjungsi “dan”.

Kamu   akan mendapat    nilai yang baik  apabila  kamu   belajar   dengan giat.
    S                P(V)             O                                    S            V               Ket.

Kalimat komplek terbagi menjadi 2 jenis yaitu Kalimat komplek paratataik dan kalimat komplek hipotaktik. Berikut adalah jenis-jenis kalimat komplek:

1. Kalimat Komplek Paratatik

Kalimat komplek paratatik adalah kalimat kompek yang  terdir dari 2 struktur yang memiliki makna setara atau sejajar contoh konjungsi kalimat komple paratatik adalah “dan”, “tetapi” dan “atau”.

Contoh -contoh kalimat komplek paratatik:

Ia menanam bunga mawar dan dia sangat rajin menyiraminya.
Pakailah pakaian yang kau miliki tetapi harus sopan.
Alam akan menjadi Indah bila kita rawat dan selalu kita jaga dengan baik.
Hanya kita sebagai pemuda yang bisa menjaga dan juga memelihara kemerdekaan ini.
Budi tidak datang ke sekolah, tetapi dia terbaring di rumah sakit.
Semua orang panik karena ada gempa bumi.
Kamu bisa menungu atau menemuinya langsung.
Yang pertama disebut paragraph pembuka dan yang kedua disebut paragraph penutup.


2. Kalimat Kompleks Hipotaktik

Kalimat komplek hipotaktik adalah kalimat yang memiliki 2 struktur yang maknanya bersifat tidak setara atau sejajar yang digabungkan menjadi satu kalimat dengan menggunakan konjungsi seperti “Apabila, “Jika, “Karena”, dan  “Ketika”.

Contoh-contoh kalimat komplek hipotaktik:

Apabila Kau menuruti nasehat orang tuamu maka hidupmu akan baik-baik saja.
Rawatlah dan siramlah tanaman itu agar tidak menjadi layu.
Siapa lagi yang akan menjaga alam ini melainkan kita yang tinggal menumpang di dalamnya.
Jangan membuang sampah di sungai sembarangan karena akan mengakibatkan banjir di musim hujan.
Banyak orang yang tak bertanggung jawab menebang pohon sembarangan hanya karena ingin mendapatkan keuntungan
Aku sudah akan pergi ke Singapura jika memiliki cukup uang liburan nanti.

C. KONSEP BENTUK TUNGGAL / KOMPLEKS
Satuan gramatik sebagaimana telah diulas dalam materi Konsep Dasar Satuan Gramatik ternyata ada yang dapat dipecah-pecah lagi menjadi satuan gramatik yang lebih kecil da nada pula yang tidak dapat dibagi lagi menjadi satuan gramatik yang lebih kecil. Satuan gramatik yang tidak dapat dipecah atau dibagi menjadi satuan gramatik yang lebih kecil disebut satuan gramatik tunggal aau bentuk tunggal dan satuan gramatik yag dapat dibagi menjadi satuan gramatik yang lebih kecil disebut satuan gramatik kompleks atau bentuk kompleks. 

Misalnya, kata berperikemanusiaan disebut sebagai bentuk kompleks karena satuan gramatik ini masih dapat dibagi lagi menjadi satuan gramatik yang lebih kecil, yaitu ber- dan perikemanusiaan. Satuan gramatik perikemnusiaan juga disebut bentuk kompleks karena masih dapat dibagi menjadi satuan gramatik yang lebih kecil, yaitu peri- dan kemanusiaan. Satuan gramatik kemanusiaan juga masih dapat dibagi menjadi satuan gramatik yang lebih kecil, yaitu ke-an dan manusia. Tetapi, satuan gramatik ber-, per-, ke-an, dan manusia sudah tidak dapat dibagi lagi menjadi satuan gramatik yang lebih kecil. Oleh karena itu, satuan gramatik ber-, peri-, ke-an, dan manusia disebut sebagai bentuk tunggal. Apabila dibagi lagi, hasil pembagiannya bukan lagi disebut satuan gramatik, melainkan satuan fonologis. Untuk memperjelas konsep di atas, dapat dilihat pada bagan di bawah ini.


BAB III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN

1. Bentuk kata tunggal ialah bentuk kata yang terdiri daripada hanya satu bentuk kata dasar yakni tidak menerima apa-apa bentuk imbuhan atau kata dasar lain. 
Contoh:

satu suku kata – am, dan, roh, skru
dua suku kata – itu, ubi, aku

Kata tunggal dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Unit yang bebas dan dapat berdiri sendiri sebagai satu ayat.
2. Unit yang tidak dapat berdiri sendiri tetapi memerlukan sekurang-kurangnya satu unit yang bebas untuk melaksanakan tugas nahunya.

2. Kalimat kompleks adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu struktur dan satu verba utama karena di dalam kalimat ini terkandung lebih dari satu aksi (Predikat), peristiwa, atau keadaan.

B. SARAN
Kajian bahasa ini diharapkan mampu memanfaatkan konsep, teori morfologi dan mengaplikasikannya ke dalam pembelajaran Bahasa Indonesia




DAFTAR PUSTAKA

Sitaresmi, Dra. Nunung. Bahan Ajar Morfologi Bahasa Indonesia. FPBS UPMI
Sumardi, 2012. Morfologi Bahasa Indonesia. Malang: UM Press
Darma, Tesa. “ Makalah Morfologi “. 10 Oktober 2017.                           https://applegom.wordpress.com/2016/06/14/makalah-morfologi/
Wikipedia. “Akronim”. 10 Oktober 2017. https://id.wikipedia.org/wiki/Akronim
Learning, Lifelong. “Bentuk Kata Tunggal”. http://didikhibur.blogspot.co.id/2011/12/bentuk-kata-tunggal.html 

DAFTAR GAMBAR
https://www.google.co.id/search?q=konsep+bentuk+kata+tunggal+atau+kompleks&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiiltKYsrWAhVBs5QKHTnYBPAQ_AUICygC&biw=1517&bih=692

Komentar